Sunday, March 30, 2014 0 comments

Untuk Semua yang Telah Pergi

Begitu banyak yang pergi.

Melebihi yang datang dan tetap tinggal.

Kurasa begitulah hidup. Sejatinya hidup memang bukan 'milik' kita. Jadi apa-apa yang berkenaan dengannya tak bisa diganggu gugat. Mutlak semua hanya milik Sang Pencipta.

Sudah berulang kali ada orang dekat denganku pulang ke Tuhannya. Dan setiap kejadian itu begitu buram. Seperti mimpi mengingat mereka yang biasanya ada untuk kita, tersenyum atau tertawa bersama kita, esok sudah tiada. Tanpa meninggalkan pesan, tanpa ucapan selamat tinggal.

Friday, March 28, 2014 0 comments

Mari Ciptakan Kenangan

Bila suatu saat aku tak dapat berkata lagi..
Apakah kau tetap disana untuk mengatakan kau sayang padaku?
Bila suatu saat aku tak dapat mendengar lagi..
Akankah kau selalu membisikan rindu kepadaku?
Bila suatu saat aku tak dapat melihat lagi..
Masihkan kau ada disisiku, dan selalu mendukungku apapun yang terjadi?

Dunia ini hanya sekejab sayang
Aku tak ingin membuang waktuku
Untuk hal yang remeh temeh
Untuk hal yang tak sepatutnya kita perdebatkan

Aku akan selalu bilang aku sayang kamu
Thursday, March 27, 2014 0 comments

LDR in Pain - Jarak Jauh yang Menyakitkan

Cinta itu akan pudar seiring berjalannya waktu. Cinta itu akan mengikis, kala jarak membentang. Dan seolah hilang arahnya saat waktu tak lagi bisa diperbincangkan.

Ya. Long distance relationship is something hard to do. Even when you're trying to be patient and always understanding each others,  it's still possible to dry.

Rika melirik sebentar handphonenya. Fahmi sms. Yap, hanya sms yang sudah sejak 2 hari yang lalu tidak digubrisnya. Sms yang membuatnya bosen karena tiap hari hanya mengingatkan makan dan mengucapkan pergantian waktu. Perbedaan jarak itu kian terasa waktu mereka sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing. Dan ketika kejenuhan mulai menyapa, dia kemudian akan menyalahkan jarak.
Wednesday, March 26, 2014 0 comments

Sepotong Pelangi yang Terluka (Part 1)

Saat ini seharusnya aku sibuk mengatur jadwal, merapikan buku yang menumpuk, membebaskan ruangan dari debu dan pekerjaan ekstra keras lainnya. Sayangnya, separuh hariku habis untuk browsing dan game di handphone yang beberapa waktu lalu aku beli dengan kerja kerasku selama bekerja di suatu perusahaan IT.

Yah, dunia digital memang selalu mempesona dan layaknya lem mengikat dan merekatkan sampai enggan untuk berpaling. Termasuk aku.   Aku yang sudah berjam-jam duduk dan memelototi layar komputer di kantor saja masih kuat harus berlama-lama menatap layar ini. Layar yang beberapa hari belakangan balas menatapku tanpa lelah.
Monday, March 24, 2014 0 comments

Regretful

After all, life is just a fairy tale that rather good to talk before going to bed. Or something imaginary beautiful because everyone would love to hear so. And beyond that, life is a journey you can't even rewrite like a story of every page written for the first time. It's complicated, yet beautiful.
0 comments

Politik itu Layaknya Parasit

Politics are like a parasite.   Dia akan menempel, menghisap, dan menggerogoti yang punya kejayaan. Dia tak malu-malu membayangi yang punya kuasa, untuk selalu mengangkat dirinya ke tempat yang lebih tinggi. Tak punya belas kasih pada tumbuhan lain yang juga membutuhkan saripati untuk hidup. Lupa pada tugasnya sebagai sesama makhluk untuk saling mengasihi dan menyayangi. Seakan dia bisa hidup hanya dengan dia dan simbiosis parasitisme yang dia anut.

Menutup mata pada tumbuhan yang ia hinggapi sehingga daun-daunnya meranggas, kulit kayunya mengering karena kekurangan nutrisi, dan akarnya tumbang karena tak lagi dapat mencengkeram apa yang ada di bawahnya. Lemah. Tak bersisa.
Bodohnya tumbuhan itu papa. Seakan bisu dan tuli juga dibutakan oleh gemerlap keindahan sang parasit, dia diam tak bergeming. Lantas seperti wayang yang mau diatur gerak-geriknya oleh sang dalang, tertunduk, terdiam, tertawa melalui aba-aba.
0 comments

The Reason Why

Kadang terasa sulit menyatakan alasan mengapa kita menyukai suatu hal. Ibarat kata sudah terlanjur suka, ya alasan kenapa suka itu sendiri adalah suka. Tak ada yang lain.

Sepertinya manusia sudah malas untuk berfikir tentang alasan. Dan mengapa suatu hal terjadi.

Wajar, tak mungkin kita mendeskripsikan suka pada suatu hal dengan reaksi kimia yang terjadi. Atau dengan perhitungan teknis matematika tentang prosentase dan probabilitas. Sudah cukup dengan anggapan bahwa tak perlu alasan yang mendasar untuk suatu hal tertentu. Cukup.
 
;