Saturday, January 31, 2015 0 comments

[Cerpen] The Language of Flower Series - Marigold :: Jealousy



“Nanti siang aku ke rumahmu deh! Eh, nggak-enggak. Sore aja. Jam 4-an, kalo enggak ya 5-an.” Tegas Hero sekali lagi dari seberang.
Revina menguap. “Oke. Met jumpa nanti sore.” Tutupnya. Tanpa menunggu jawaban balasan dari seberang, Revi sudah menekan tombol merah di hapenya.
Hero menghembuskan nafas maklum. Tadi si Revi memang laporan kalo dia lagi nggak enak badan. Apalagi akhir-akhir ini, nggak tau kenapa, rasanya jauh…


*    *    *

Jam 4 lebih seperempat Hero sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Revi sendiri yang membukakan pintu. Saat ditatapnya siapa yang datang, Revi mempersilahkan dia masuk begitu saja bahkan tanpa melihat wajahnya.
Hero menghela nafas lagi. Lalu mengikuti Revi yang terduduk di sofa memeluk bantal kursinya yang lembut.
“Aku bawakan apel kesukaan kamu.” Kata Hero lagi sambil menaruh bungkusan plastik di atas meja. Revi terdiam. Hanya menatap bungkusan itu dengan tatapan kosong.
Hero jadi bingung mau mengatakan apa. Sekarang dia hanya terdiam mengikuti Revi yang juga mematung menatap langit-langit. Tanpa kata.
Tadi dia sempet telat karena mengantar teman ‘baiknya’ yang baru pergi nyari buku di Gramed. Revi tau itu. Tapi dia cepat-cepat mengutuki dirinya sendiri karena tau Hero pergi sama cewek lain. Lebih baik buatnya untuk nggak tau sama sekali dari pada tau tapi berpura-pura nggak tau kayak gini. Hatinya jadi panas. Mengikuti temperatur badannya yang meninggi.
Hero menatap ceweknya penuh rasa bersalah. ‘Apa aku udah keterlaluan ya?’ begitu batinnya berulang-kali. Sampai akhirnya, karena kekosongan dan kesunyian itu nggak berhenti melanda, akhirnya Hero pamit.
“Oke, moga kamu cepet sembuh ya…”
“Ro…!” panggil Revi ragu melihat Hero akan beranjak dari duduknya.
“Ya?” Hero menengok.

Sunday, January 25, 2015 0 comments

Perasaanku, Akankah Sampai Padamu? PART 1






Tama menggiring bola ke gawang. Tepat di sisi kanannya, lawan siap menghadang dengan tackle kerasnya. Tapi lewat saja dengan mudah. Bola seperti menempel di kakinya dan tak mau terpisahkan. Sampai akhirnya. Goal! Suara peluit panjang terdengar.

SMANSA Nubang yang menonton berteriak histeris. Banyak dari mereka melompat-lompat girang. Ada yang kemudian refleks lari ke lapangan sampai suasana benar-benar riuh. Pertandingan usai. Dan Tama yang menjadi MPV kali ini hanya tersenyum puas melihat kerja kerasnya dan timnya membawa hasil yang apik. Skor 3 – 0 menggantung di papan pengumuman membuat tim lawan lemah tak berdaya. Mereka bahkan tak bisa membalas satu gol pun. Kejuaraan ini juga dimenangkan kembali oleh juara bertahan dari 3 kali berturut-turut sejak 2011 lalu oleh anak-anak Nusa Bangsa atau yang biasa menyebut dirinya Nubang.

Yang membuat kemenangan kali ini spesial adalah, Tama, sang MPV mereka. Dia baru menjalani setengah tahun latihan karena baru menjadi anak tingkat pertama. Dan permainannya yang apik memang sudah dibuktikan sejak pertama kali bergabung dalam tim sepak bola SMANSA. Pelatihnya sendiri kagum atas kerja kerasnya selama menjadi trainee di klub. Rasanya tak ada yang bisa menandingi semangatnya berlatih untuk menjadi yang terbaik.

--

0 comments

TELE # : Tugas 3 Pengantar Telematika

Lupita A. Laksmi / 4KA28 / 1A113810

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan fasilitas layanan telematik!
Jawaban :

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyalahgunaan fasilitas layanan telematik (menurut pendapat pribadi) :
- Tidak adanya peraturan mendasar tentang pembatasan privacy antar pengguna layanan. Sehingga pembatasan penggunaannya tidak bisa dibatasi. Terutama di Indonesia yang polisi online belum ada badan hukum yang mengatur sehingga penyalahgunaan fasilitas telematika masih sangat memungkinkan untuk terjadi.
Tuesday, January 20, 2015 0 comments

Cerpen : Return Home ~ Things I Wanna Have

Hero membuka pintu mobilnya. Hari ini dia sudah sampai lagi dipelataran rumah yang begitu dirindukannya.
Mamanya yang tahu kepulangannya hari ini sudah bersiap di depan pintu.
"Biar Mama bantu ya." Kata wanita itu sambil ikut mengangkati barang-barangnya yang belum bisa terbawa.
"Mama belum ngabarin Revi kan kalo aku pulang hari ini?" Tanyanya kuatir.
Mamanya menggeleng. "Kan kamu udah pesan ke Mama biar nggak ngabari Revi dulu."
Hero tersenyum senang. Hari ini dia akan memberi kejutan seseorang yang dia sayangi atas kepulangannya dari Surabaya.

 
;