Sunday, March 29, 2015

Mengenang Anime di Pertelevisian




Belakangan ini karena nganggur nunggu masuk kerja lumayan lama, banyak waktu yang bisa dipergunakan untuk santai-santai sebelum tempur.

Amunisi kali ini soal hobi nonton anime yang dari kecil sudah jadi tradisi setiap hari Minggu nongkrong di depan tv dari sehabis Subuh. Saking lamanya waktu berlalu sejak kecil, aku sendiri lupa apa persisnya kartun yang aku tonton pertama kali. Pokoknya yang aku tahu hobi itu masih terus terbawa sampe sekarang. Termasuk baca manga (komik Jepang) dan gambar karakter.


Nah, karena mungkin anak-anak sekarang nggak terlalu dimanjakan seperti anak-anak dulu dengan tontonan yang lebih unyu dan sesuai dengan usianya, jadi paham betul sih kenapa generasi sekarang terlalu ‘nempel’ sama yang namanya game. Kartun dan game mungkin memiliki banyak kesamaan dilihat dari karakter, gambar, dan grafiknya. Kalo jaman dulu anak-anak suka kartun, karena belakangan kartun yang tayang selalu itu-itu aja dan nggak ada perubahan, otomatis lah mereka beralih ke yang lain. Padahal kalo boleh milih, mungkin bakal lebih mendingan membiarkan anak berjam-jam nonton kartun di tv dari pada berjam-jam dihabiskan di layar smartphone atau komputer buat nge-game. Iya nggak sih?


Mengenal kartun lebih jauh atau yang disebut anime dari negeri asalnya – Jepang – ternyata mengajarkan banyak nilai positif yang nggak bisa didapat dari main game. Kartun anak-anak macam Chibi Maruko-chan, Hamtaro, Ninja Rantaro, Hatchi, meski kelihatannya biasa aja, bisa menciptakan sensasi dan semangat yang luar biasa untuk anak kecil. Sementara Doraemon, Crayon Shin-chan, bisa dibilang bernilai lebih dari sisi menghibur dan penuh kreatifitas dan semangat anak. Jadi kangen masa kecil nggak sih para generasi 90-an?

Nggak tau karena biaya lisensi yang mahal atau urusan bisnis apa yang menghambat para stasiun tv lokal nggak mau menayangkan kartun lagi, tapi rasanya sedih aja kehilangan tontonan yang benar-benar diperuntukkan untuk anak kecil. Isi program tv sekarang didominasi sama tontonan yang bergaya ditua-tuakan alias sok dewasa. Anak SMA pacaran, anak SMP pacaran, bahkan anak SD?! Mungkin emang tv bagi sebagian orang cuman sebagai lahan cari ‘duit’ semata tanpa mengindahkan nilai pembelajaran dan moral yang berarti. Makanya program yang ditayangkan juga cuma ‘yang penting banyak yang nonton’ dan ‘yang penting laku’ tanpa melihat substansi lain di luar itu.

Tanpa bermaksud mempengaruhi, tapi pada akhirnya penonton juga mau nggak mau terbawa sama apa yang disampaikan di tv. Kehidupan pacaran dianggap ‘biasa’. Hidup susah dan terus-terus disiksa sama peran antagonis dianggap ‘normal’. Coba kalo udah begini, kita-kita yang orang biasa mau menyalahkan siapa? Mungkin masih mending matikan tv dan simpan remote di tempat terkunci. Atau kalau perlu nggak usah beli tv. Toh tontonan bukan cuman dari tv aja kan.


Kembali ke masalah kartun, kartun seperti Chibi Maruko-chan yang bercerita tentang anak SD dengan kehidupan sehari-harinya tentu jauh lebih baik dari pada sinetron ‘Ganteng-ganteng *gila’ yang suka tayang di jam kumpul keluarga dan hampir setiap hari (kalo nggak salah, nggak tau juga). Ngelihat sebentar aja udah jijay bajay apalagi ngikutin tiap hari. Buang-buang waktu dan nggak ada yang dibisa dipetik juga kan. Padahal anak kecil itu harusnya berlaku seperti anak-anak kaya yang Maruko-chan contohkan, bukan sok dewasa. Dan hubungan manusia itu nggak cuman sekedar cinta-cintaan sama lain jenis tapi juga sama orangtua, teman, kerabat, tetangga, yang setauku selalu ‘dikaburkan’ di program tv sekarang.

Wah, jadi merasa beruntung jadi generasi 90an yang masih mengenal kartun dan nggak kenal yang namanya sinetron. Hidup kita begitu dimanjakan setiap 1 kali 1 minggu. Walaupun begitu, itu hari yang paling-paling (saking lebaynya) kita tunggu-tunggu selama seminggu. Dan pada akhirnya selalu berakhir dimarahin emak karena disuruh mandi nggak berangkat-berangkat karena kartun selalu marathon di hampir semua stasiun tv. Sampai mau milih nonton yang mana aja rebutan sama saudara yang akhirnya diputuskan dengan ping suit (bener gak ya bahasanya). Tapi apapun pilihannya, selama masih kartun, kita juga masih berdamai.

Jadi bertanya-tanya, generasi cilik sekarang kalo hari Minggu dihabiskan dengan apa ya?

 NB : Tontonan favorit semasa kecil Cardcaptor Sakura, Inuyasha, Wedding Dress, Sailormoon, dan semacemnya. (maklum ya karena cewek jadi nggak terlalu suka sama yang semacem Yu Gi Oh!, Naruto, Yuyu Hakusho, Hunter x Hunter, Digimon, Kapt Tsubasa, dll). Lebih suka sama yang Moe-Moe (imyut) dan sejenis supranatural romantis dilengkapi sama kekuatan berubah. Eh eh, sebenernya aku masih nonton sih kartun cowok begitu, cuman buat ngelihatin cowok-cowok ganteng aja kaya Gaara di Naruto, Kurama di Yuyu Hakusho, Hyuga di Kapt Tsubasa. Hahahah... udahlah NBnya kebanyakan kaya curhat aja,

0 comments:

Post a Comment

 
;